Universitas Yudharta Pasuruan Bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pasuruan kembali menyelenggarakan kegiatan Edukasi dan Sharing tentang Statistik (ESTETIK) Seri ke-18 dengan tema “Dampak Kebijakan Moneter terhadap Akses UMKM dan Dinamika Investasi Emas”. Kegiatan ini digelar secara daring pada Kamis, 9 Oktober 2025, dan diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, pelaku UMKM, dan masyarakat umum.
Acara diawali dengan welcome speech oleh Bapak Ir. Arif Joko Sutejo, selaku Kepala BPS Kabupaten Pasuruan, yang menyampaikan pentingnya pemahaman kebijakan moneter bagi pelaku usaha kecil dan menengah. Beliau menegaskan bahwa kebijakan ekonomi makro seperti suku bunga dan likuiditas memiliki dampak langsung terhadap keberlangsungan usaha dan stabilitas investasi masyarakat.
Selanjutnya, Keynote Speech disampaikan oleh Bapak Abdillah Mundir, SE., MM., yang menyoroti peran kebijakan fiskal dan moneter yang selaras dalam menjaga keseimbangan ekonomi nasional.
Sesi inti menghadirkan narasumber utama, Bapak Dr. Rahadi Kristiyono, SH., MH., selaku Senior Business Development Bank BSI Region Office VIII Surabaya. Beliau memaparkan bahwa kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh bank sentral, seperti perubahan suku bunga, pengaturan rasio cadangan bank, dan intervensi pasar uang, dapat memperketat atau melonggarkan akses pembiayaan bagi UMKM.
Menurutnya, ketika suku bunga meningkat, biaya pinjaman bagi UMKM juga naik sehingga membatasi kemampuan mereka untuk memperluas usaha. Sebaliknya, pelonggaran kebijakan moneter—seperti penurunan suku bunga atau rasio cadangan—dapat memberikan ruang lebih besar bagi UMKM memperoleh modal kerja dengan biaya rendah.
Selain itu, Dr. Rahadi juga menjelaskan bahwa emas kerap menjadi alternatif investasi (safe haven) ketika suku bunga riil rendah atau terjadi ketidakpastian ekonomi. Dalam kondisi tersebut, masyarakat cenderung beralih pada emas sebagai aset pelindung nilai, sedangkan saat suku bunga tinggi, aset keuangan berbunga menjadi lebih diminati.
Diskusi yang dipandu oleh Ibu Penni Ristanti Wardhani, S.ST, selaku Statistisi Ahli Muda BPS Kabupaten Pasuruan, juga menyoroti interaksi antara sektor UMKM dan investasi emas. Ketika UMKM sulit mengakses pembiayaan, sebagian masyarakat justru beralih ke investasi emas. Namun, peningkatan investasi emas yang masif dapat mengurangi likuiditas di pasar, sehingga kebijakan moneter dan fiskal perlu berjalan beriringan agar tidak menekan sektor riil.
Dalam penutupannya, disampaikan bahwa kebijakan moneter perlu disusun dengan keseimbangan, agar tidak memberatkan pelaku UMKM sekaligus menjaga stabilitas ekonomi nasional. Ditekankan pula pentingnya peran pemerintah dalam menyediakan instrumen tambahan seperti subsidi bunga, program kredit khusus, atau penjaminan usaha agar sektor UMKM tetap tumbuh berkelanjutan.
Melalui webinar ESTETIK ke-19 ini, diharapkan masyarakat semakin memahami keterkaitan antara kebijakan moneter, sektor UMKM, dan dinamika investasi emas dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang terus berubah.
0 comments :
Post a Comment